Hikayat Bhayangkara FC dari Dulu Hingga Sekarang
Bhayangkara FC adalah salah satu klub sepak bola profesional di Indonesia yang memiliki hikayat sejarah unik dan perjalanan penuh dinamika sejak awal berdirinya hingga kini.
Klub ini dikenal sebagai tim yang sarat kontroversi dan memiliki jejak langkah yang menarik, mulai dari asal-usulnya yang rumit, perubahan nama, perpindahan markas, hingga prestasi dan tantangan yang dihadapi sepanjang perjalanan.
Awal Mula dan Asal-Usul Bhayangkara FC
Hikayat Bhayangkara FC dimulai dari cikal bakalnya sebagai Persikubar Kutai Barat, sebuah klub tier dua yang berasal dari Kalimantan Timur. Persikubar kemudian diboyong ke Surabaya dan berganti nama menjadi Persebaya Surabaya yang menjadi bagian dalam dualisme pertandingan di Indonesia pada awal 2010-an.
Dualisme ini muncul ketika Persebaya Surabaya terpecah menjadi dua kelompok. Satu bermain di Indonesian Super League (ISL) dan lainnya di Liga Primer Indonesia (LPI). Dalam situasi tersebut, muncul konflik internal yang menyebabkan klub-klub berlomba untuk mempertahankan hak atas nama Persebaya.
Dalam proses ini, salah satu kubu mengambil alih Persikubar dan mengubah namanya menjadi Persebaya Surabaya (DU) yang kemudian ikut serta dalam kompetisi ISL. Namun, status hukum nama dan eksistensi klub tersebut memicu kontroversi dan sengketa yang berlangsung lama.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Baca Juga: Catatan Sejarah Baru, Indonesia Kirim Tim Putri ke Gothia Cup 2025
Perubahan Nama dan Identitas Klub
Keunikan Bhayangkara FC juga terletak pada seringnya perubahan nama dan lokasi markasnya selama perjalanan. Setelah identitasnya sebagai Persebaya Surabaya (DU) yang menghadapi banyak masalah, klub ini bertransformasi menjadi Surabaya United. Lalu bergabung dengan PS Polri pada 2016 untuk mendapatkan legalitas dan dukungan dari kepolisian Indonesia.
Dari sinilah, klub mengadopsi nama Bhayangkara Surabaya United sebelum akhirnya resmi menjadi Bhayangkara FC pada 10 September 2016 di bawah kepemilikan penuh Polri.
Sejak berada di bawah naungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bhayangkara FC dikenal memiliki dukungan kuat dari institusi polisi dan sumber daya finansial yang cukup stabil. Nama Bhayangkara sendiri berasal dari gelar polisi zaman kerajaan Majapahit, yang merepresentasikan penjaga dan pelindung masyarakat.
Selain perubahan nama, Bhayangkara FC juga dikenal sebagai tim nomaden karena berpindah-pindah markas. Mereka pernah bermarkas di Surabaya, kemudian Jakarta, hingga berpindah ke Solo pada 2020, dan saat ini menetap di Lampung. Menjadikan mereka klub yang beradaptasi dengan berbagai kota dan basis penggemar.
Prestasi dan Puncak Kejayaan
Momen terbaik Bhayangkara FC datang pada musim 2017 saat mereka menjuarai Liga 1 Indonesia dengan cara yang cukup kontroversial. Mereka finis di puncak klasemen setelah mengalahkan Bali United melalui aturan head-to-head, meski kedua tim meraih poin sama. Kemenangan ini menjadi gelar liga pertama bagi Bhayangkara FC sejak bertransformasi menjadi klub polisi.
Meski prestasi ini diapresiasi sebagai pencapaian besar, gelar tersebut sempat memicu perdebatan karena sebagian fans menganggap Bhayangkara FC sebagai klub elit yang kurang memiliki basis suporter massa dibandingkan Bali United yang memiliki dukungan kuat di daerahnya. Situasi tersebut sempat membuat Bhayangkara gagal mendapatkan slot kompetisi Asia meski sebagai juara, karena masalah lisensi dan legitimasi.
Setelah juara 2017, Bhayangkara FC masih mampu bertahan di papan atas Liga 1 dalam beberapa musim berikutnya. Biasanya berada di posisi tiga besar hingga lima besar, menunjukkan konsistensi meski tanpa dominasi mutlak. Namun, pada musim 2022–23, performa menurun dan hanya mampu finis di posisi ketujuh, menandai awal beban dan tantangan yang semakin berat.
Demikian informasi terbaru seputar, hikayat Bhayangkara FC dari dulu hingga sekarang, yang telah di berikan oleh LIGA 1 INDONESIA.
