APPI Soroti Dugaan Tunggakan Gaji di PSIS, Tapi Masih Tunggu Laporan Resmi
APPI menanggapi dan soroti adanya dugaan tunggakan gaji di klub PSIS Semarang, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemain dan staf.
Organisasi tersebut menyatakan sedang menunggu laporan resmi dari pihak klub untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Mereka berharap masalah ini dapat segera diselesaikan agar stabilitas dan performa tim tidak terganggu.
APPI menegaskan pentingnya komunikasi terbuka dan transparansi agar hak-hak pemain tetap terlindungi dan klub dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. LIGA 1 INDONESIA akan membahas mengenai APPI soroti dugaan tunggakan gaji di PSIS, tapi masih tunggu laporan resmi.
Latar Belakang Isu Tunggakan Gaji di PSIS Semarang
Permasalahan finansial di PSIS Semarang muncul ke permukaan menjelang akhir kompetisi Liga 1 musim 2024/2025. Beberapa pemain asing seperti Roger Bonet dan Evandro Brandao telah angkat suara, mengungkapkan adanya keterlambatan pembayaran gaji yang cukup lama.
Bahkan, Evandro Brandao mengaku mengalami tunggakan gaji lebih dari empat bulan dan sampai membuat ancaman melaporkan klub ke FIFA akibat masalah ini. Hal serupa diungkapkan pula oleh pelatih kepala PSIS. Gilbert Agius, yang kabarnya belum menerima gaji selama 4-5 bulan sebelum akhirnya dipecat oleh manajemen klub.
Pengakuan tersebut semakin diperkuat oleh mantan pemain PSIS, Roger Bonet atau yang dikenal dengan nama panggilan Ruxi. Dalam unggahannya di media sosial, Ruxi menyatakan bahwa hak-hak pelatih maupun pemain banyak yang tidak dihormati oleh manajemen PSIS dan menjadi alasan utama perpecahan dalam tim serta penurunan performa PSIS yang kini terjebak di zona degradasi dengan peringkat ke-17 klasemen Liga 1 2024/2025.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Tanggapan Resmi dari Manajemen PSIS
Di sisi lain, manajemen PSIS Semarang melalui Manajer Operasional Wisnu Adi memberikan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa seluruh hak pemain dan official telah dipenuhi sesuai mekanisme yang ada. Ia mencontohkan bahwa pelatih fisik yang sebelumnya menagih gaji sudah mendapatkan haknya pada 29 Mei, dengan bukti transfer yang lengkap.
Wisnu Adi juga menyarankan pihak yang merasa belum menerima pembayaran untuk langsung melaporkan ke manajemen atau mengajukan penyelesaian ke National Development and Reform Commission (NDRC) daripada mengeluh di media sosial.
Namun, terkait pernyataan ini, manajemen juga mengadukan isu yang berkembang di media sosial ke ranah hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik dan akan mengambil langkah hukum atas kasus tersebut.
Baca Juga: PSM Makassar Gagal ke Final Usai Kena Comeback di ASEAN Club Championship 2024/2025
Sikap APPI Menunggu Laporan Resmi Sebelum Bertindak
Sebagai organisasi yang menaungi para pesepakbola profesional Indonesia, APPI mengambil sikap yang penuh kehati-hatian. Ketua APPI, Hardika Aji, menyatakan bahwa pihaknya sudah mendengar kabar terkait masalah internal yang terjadi di PSIS. Termasuk soal dugaan tunggakan gaji.
Namun, hingga saat ini APPI belum bisa memastikan lengkapnya permasalahan karena belum menerima laporan resmi dari para pemain atau pihak terkait. Sikap menunggu laporan resmi ini menunjukkan APPI tidak ingin mengambil keputusan berdasarkan isu yang masih simpang-siur dan berpotensi jadi fitnah.
Tetapi mengedepankan prosedur hukum dan transparansi agar keadilan dan profesionalisme dapat ditegakkan dalam penyelesaian masalah. APPI juga menjadi mediator penting yang dapat memfasilitasi proses penyelesaian apabila laporan resmi sudah masuk.
Dampak Tunggakan Gaji pada Performa PSIS
Masalah tunggakan gaji yang berlangsung lama di PSIS tidak hanya berdampak pada hubungan internal. Tetapi juga berimbas signifikan terhadap performa tim di lapangan. Penurunan prestasi PSIS selama Liga 1 2024/2025 sangat terasa. Dengan rekor buruk 10 laga tanpa kemenangan dan posisi di peringkat ke-17 yang sangat rawan degradasi.
Pemecatan pelatih Gilbert Agius yang disinyalir tidak hanya karena performa buruk tetapi juga menyangkut masalah internal administratif semakin memperjelas kondisi klub yang tengah mengalami krisis kepercayaan dan finansial. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola indonesia lainnya hanya dengan klik liga1indonesia.id.