Persija Gagal Berprestasi, Bukan Salah Panca dan Bepe Tapi Semuanya
Persija Jakarta gagal berprestasi untuk menembus empat besar Liga 1 2024/2025. Dengan satu pertandingan tersisa, Macan Kemayoran hanya mampu menduduki peringkat ketujuh dengan koleksi 50 poin. Posisi maksimal yang bisa diraih adalah peringkat enam, jauh dari harapan awal musim. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh LIGA 1 INDONESIA.
Kegagalan ini menjadi tamparan keras bagi klub yang memiliki basis suporter besar seperti The Jakmania. Padahal, Persija sempat menunjukkan geliat positif di beberapa laga, tetapi konsistensi yang buruk membuat mereka kesulitan bersaing dengan tim papan atas.
Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, menyayangkan hasil yang didapat Persija. Menurutnya, kegagalan ini bukan semata kesalahan pemain, melainkan masalah sistem yang lebih besar di tubuh manajemen klub.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!

Kritik untuk Manajemen, Bukan Hanya Panca dan Bepe
Diky menegaskan bahwa kesalahan tidak bisa hanya dibebankan kepada Direktur Persija Mohamad Prapanca atau Manajer Bambang Pamungkas (Bepe). Menurutnya, seluruh jajaran manajemen memiliki andil dalam kegagalan tim musim ini.
Sebelumnya, suporter kerap menyoroti kinerja Panca dan Bepe, bahkan membawa nama mereka dalam yel-yel kritik di tribun. Namun, Diky menilai bahwa Persija adalah sebuah sistem yang harus berjalan sinergis. Jika salah satu bagian bermasalah, seluruh elemen harus bertanggung jawab.
“Manajemen Persija ibarat sebuah badan. Jika badan tidak sehat, semua organ harus diperbaiki, bukan hanya satu bagian,” ujar Diky. Ia menekankan bahwa evaluasi menyeluruh mutlak diperlukan untuk membenahi klub.
Baca Juga: BRI Liga 1: Setelah Pelajaran dari Musim Lalu, Persis Solo Siap Bergerak Cepat di Bursa Transfer
Perlunya Perubahan Sistem dan Rencana Jelas
Diky mendorong manajemen Persija untuk segera melakukan evaluasi total. Menurutnya, perubahan tidak akan terjadi tanpa perencanaan dan sistem yang jelas. Ia mencontohkan pentingnya pembagian peran antara pemilik klub dan pengelola agar visi tim bisa tercapai.
“Evaluasi butuh rencana matang dan sistem baru yang terstruktur. Tim sepakbola harus memiliki pemilik yang punya komitmen dan pengelola yang profesional,” jelas Diky. Tanpa hal tersebut, Persija berisiko terus stagnan di tengah persaingan Liga 1 yang semakin ketat.
The Jakmania sebagai suporter setia tentu berharap Persija bisa kembali ke jalur prestasi. Namun, Diky mengingatkan bahwa dukungan suporter saja tidak cukup jika tidak diimbangi perbaikan internal yang serius.
Harapan untuk Musim Depan yang Lebih Baik
Sebagai suporter, Diky tetap optimis bahwa Persija bisa bangkit di musim depan asalkan ada langkah nyata dari manajemen. Ia berharap pihak klub segera mengambil tindakan tegas, mulai dari perekrutan pemain, pelatih, hingga perbaikan struktur organisasi.
“Jika tidak ada perubahan, ya selamanya akan begini-begini saja. Kami ingin Persija juara, bukan sekadar bertengger di tengah klasemen,” tegas Diky. Tekad The Jakmania untuk mendukung tim tetap kuat, tetapi mereka menuntut komitmen yang sama dari manajemen.
Dengan musim 2024/2025 yang hampir berakhir, Persija harus segera merancang strategi baru. Evaluasi menyeluruh dan pembenahan sistem menjadi kunci agar Macan Kemayoran bisa kembali bersaing di papan atas Liga 1. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola indonesia terupdate lainnya hanya dengan klik liga1indonesia.id.